Penyakit Kekurangan Gizi
merupakan problematika kehidupan yang sampai saat ini tidak pernah
kunjung terselesaikan. Bahkan telah melewati 10 tahun kongres MDGs yang
dicanankan oleh PBB masih saja terdeteksi penyakit kekurangan gizi.
Namun kejadian yang paling nampak adalah pada negara berkembang.
Bukannya menurun tapi semakin meningkat. Sedangkan untuk negara maju
hanya menghitung jari, malah yang menjadi resiko bagi negara maju adalah
penyakit akibat kelebihan gizi.
Penyakit kekurangan gizi pada
dasarnya disebabkan oleh faktor kurang pengetahuan, kemiskinan, tingkat
pendidikan rendah, dan pelayanan kesehatan yang kurang memadai. Namun
yang paling condong adalah faktor kemiskinan. Dalam negara berkembang
permasalahan kemiskinan masih menjadi poin pertama untuk diatasi. Bahkan
setiap pemimpin yang memerintah maka program unggulan yang menjadi
prioritasnya adalah kemiskinan. Untuk negara indonesia sendiri menurut
Badan Statistik Nasional tahun 2013, jumlah kemiskinan masih sangat
tinggi sekitar 28 juta jiwa. Angka ini masih sangat jauh dengan negara
tetangga seperti malaysia, singapura dan thailand yang sudah dibawah
10%. Tentu ini sangat merugikan bagi negara indonesia, karena selain
memberikan dampak produktifitas kerja menurun juga meningkatkan tingkat
penyakit terutama pravalensi tinggi untuk gizi buruk.
Jika dikaji secara mendalam penyakit
kekurangan gizi disebabkan karena tubuh mengalami kekurangan satu atau
lebih zat-zat gisi esensial. Selain itu, adanya ketidakseimbangan asupan
zat-zat gizi, faktor penyakit pencernaan, absorbsi, dan penyakit
infeksi. Dampak dari penyebab semua ini akan berlanjut pada penyakit
akut maupun kronik.
Chapter 1. Adapun penyakit kekurangan gizi yang dimaksud adalah:
- Berat bayi lahir rendah (BBLR)
Kelompok masyarakat yang paling menderita akibat dampak krisis ekonomi terhadap kesehatan adalah ibu. Kesehatan ibu ini akhirnya akan mempengaruhi kualitas bayi yang dilahirkan dan anak yang dibesarkan. Bayi denga berat lahir rendah merupakan salah satu dampak dari ibu hamil yang menderita kurang energi kronis dan akan mempunyai statuz gizi buruk. BBLR berkaitan dengan tingginya angka kematian bayi dan balita, juga berdampak serius terhadap kualitas generasi mendatang yaitu akan memperlambat pertumbuhan dan perkembangan mental anak,serta berpengaruh pada penurunan IQ. - Gangguan pertumbuhan
Telah disebutkan diatas bahwa status gizi yang buruk akan menyebabkan gangguan pertumbuhan. Dalam teori pertumbuhan ada banyak jenis yang perlu dibahas seperti mental, fisik, sosial, spritual, dan budaya. Sehingga jika status gizi buruk tidak ditangani secara intensif maka generasi akan cenderung mengalami gangguan mental, fisik, sosial, spritual, dan budaya. Tapi yang paling berpengaruh adalah gangguan perilaku dan fungsi otak. Generasi akan mengalami kebodohan dan isolasi sosial hingga akhirnya bunuh diri. - Kurang Energi Kronis (KEK)
KEK adalah keadaan ibu yang menderita keadaan kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronis) sehingga mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu. KEK dapat terjadi pada wanita usia subur (WUS) dan Ibu hamil (bumil). tentunya selang waktu dari KEK ini cukup lama. Karena mulai dari usia subur dengan status gizi buruk akan berdampak pada rahimnya kemudian berdampak pada kehamilannya dan akhirnya berdampak pada janinnya, masa persalinan sampai bayi dan anaknya yang akan tumbuh secara terus menerus dengan disertai gangguan dan hambatan. - Gangguan pertahanan tubuh
Status gizi yang kurang menyebabkan daya tahan tubuh terhadap tekanan atau stres menurun. Sistem imunitas dan antibodi berkurang, sehingga seseorang mudah terserang infeksi seperti pilek, batuk, diare,. Pada usia balita, keadaan ini akan mengakibatkan kematian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar